Seni Gembyung merupakan salah satu kesenian yang digunakan untuk
menyebarkan agama Islam. Seni ini merupakan seni transisi dari budaya
Hindu menuju masa peradaban Islam dengan Prabu Kian Santang sebagai
tokoh utama. Dipandang dari arti katanya, gembyung merupakan gabungan
dari 2 kata yaitu “gem’” dan “byung”. Gem berarti ajaran dan byung
berarti kepastian untuk dilaksanankan. Dengan demikian, gembyung
memiliki arti pedoman atau landasan untuk dijadikan pegangan hidup. Di
beberapa wilayah Cirebon, gembyung ini telah mendapat pengaruh dari seni
tarling dan jaipong. Hal ini dapat dilihat dari saat dilaksanankannya
pertunjukan gembyung, sering dibawakan lagu tarling dan jaipong.
Awalnya Gembyung dimainkan pada saat peringatan hari besar Islam seperti
Maulid Nabi dan sebagainya oleh para santri namun, sekarang gemblung
biasa dimainkan sebagai sarana hiburan seperti pesta pernikahan, pesta
khitanan, dan upacara adat seperti minta hujan, ruatan bumi, mapag dewi
sri, dan sebagainya.
Alat musik gembyung ini terdiri dari 4 buah kempling yang terdiri dari
kempling siji hingga kempling papat yang dipadu dengan bangker dan
kendang. Lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu yang bersifat religi
seperti Assalamu’alaikum, Shalawat nabi, Basmalah, Shalawat badar, dan
sebagainya dengan mengenakan busana yang biasa digunakan untuk ibadah
shalat seperti peci atau kopiah maupun iket, maupun baju kampret atau kemeja putih
dengan kain sarung.
(Sumber : http://budayaindonesiasatu.blogspot.com)
Maka dari itu di Desa Mekarraharja atas inisiatif Sekdes Didi Sumardi dan Raksabumi Tata Sutasna dibentuklah grup kesenian relegi solawat tersebut pada tahun 2010 bernama : BALEBAT, sebagian besar personil grup merupakan pamong desa. Seni Gemyung BALEBAT sering tampil di acara-acara penting seperti acara pembukaan MTQ se- Kabupaten Majalengka yang diselenggarakan sebagai tuan rumahnya Kecamatan Talaga beberapa bulan yang lalu maupun acara 17 Agustusan. Dalam Perkembangannya Seni Gemyung Balebat sering diundang ke acara keagamaan baik bersifat umum atau pribadi.
" Komitmen kami bukan tujuan komersial tapi memupuk jiwa organisasi, mempererat tali silaturahmi dan yang paling utama mengumandangkan semangat berShalawat terhadap Nabi Agung Muhammad SAW melalui media seni gemyungan " tutur ketua grup Balebat Didi Sumardi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar